Liburan Di Rumah Aja

  • kolase bioskopBioskop #liburandirumahaja

Credits to @nonannymommy dan pinterest! Kata kuncinya movie night ideas.

Desain poster, tiket, dll pakai aplikasi canva.

Sebelum nonton, yg anak-anak role play jadi penjual tiket dan snack, pakai uang mainan.

Buat orang dewasanya ada games tebak-tebakan yg hadiahnya uang mainan (buat beli tiket & snack).

Ruang “bioskop” (alias ruang tv) jendelanya dibuka 1 (ada kawat nyamuknya), pintu juga dibuka supaya ventilasinya bagus.

Saya memang tinggal dgn extended family, tapi di dalam rumah pun kami biasa selalu pakai masker, krn suami saya kerja di salah satu RS rujukan covid, ipar pun kadang wfo, jadi kami selalu pakai masker demi orgtua kami yg sudah lansia dan anak-anak kami.

Liburan di rumah aja bisa tetep menyenangkan!

  • treasure huntTreasure hunt! #liburandirumahaja

Kali ini EO-nya @damayanti.anindita, saya jadi sie dokumentasi aja.

Treasure-nya itu berupa bola-bola kayu yg dibungkus kertas supaya ga terlalu kecil ukurannya. Bola-bola ini disembunyikan di penjuru rumah. Rencana awal ini gamesnya buat anak-anak aja. Tapi si bocah 2 ini malah lari-lari keliling rumah, ga nemu-nemu, akhirnya eyang2nya ikutan main.

Setelah ketemu semua, bola-bolanya bisa ditukar hadiah kayak kita nukerin koin timezone. Hadiahnya snack seperti ielly, permen yupi, coklat, dll.

Mayan “rusuh” pas nyari treasure-nya karena tante @damayanti.anindita jago ngumpetinnya. 

  • berkebunBerkebun! #liburandirumahaja

Idenya @nonannymommy yg uda duluan nanem dan uda mulai tumbuh tunas. 

Btw pas awal pandemi, saya ajak anak saya berkebun dgn cara hidroponik. Waktu itu nanem kangkung, selada dan bayam merah. Kangkung dan selada alhamdulillah tumbuh, yg bayam merah entah kenapa kecil terus. Tapi hidroponik terlalu sulit buat anak kecil, krn harus menakar cairan nutrisi A dan B, ppm-nya diukur dan disesuaikan dgn tahapan tumbuhnya. Riweh. 

Pas @nonannymommy ngajakin anak-anaknya berkebun, saya liat koq kit berkebunnya cute banget, ukurannya juga pas buat anak-anak. Akhirnya saya ikutan beli kitnya @urban_garden.id. Kita dapet 3 macem sekop mini, 1 botol utk menyiram, 4 pot mini, 4 bungkus tanah, 4 macem biji, dipilihin yg gampang numbuh: kangkung, wheatgrass, bayam hijau dan selada.

Oia, kita juga dapat 4 lembar pengamatan progess tumbuh tanemannya, bahannya mayan tebel, ga gampang kerobek sama anak. Worth it kit-nya. Semoga bisa tumbuh subur ya tanemannya!

  • kolam bolaKolam bola! #liburandirumahaja

Kalo bosen main air, kolamnya bisa diisi bola, jadi deh kolam bola ala playground mall kw1000.

  • coding

Selain kegiatan fisik, ada juga holiday program online, contohnya kelas coding dari Sekolah Cikal. Anak saya tidak bersekolah disana, tapi alhamdulillah holiday program Cikal bisa diikuti umum. Dengan judul “NASA Mission to Lunar”, anak diajak mengenal lebih dekat profesi astronot NASA. Coding-nya pun berkaitan dengan perjalanan astronot ke bulan, dimana anak seolah-olah sedang menjalankan misi layaknya seorang astronot. Seru!

Dengan kita liburan di rumah aja, insyaAllah bisa mencegah penyebaran covid19. Saya lebih memilih ribet dikit menyiapkan aktivitas liburan di rumah dibandingkan mengambil resiko besar mengajak anak berlibur ke tempat umum. Ini pilihan, yang akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat. 

Corona Masih Ada

Assalamu’alaykum.

Semoga semua dalam keadaan sehat wal’afiat ya. Saya cuma mau mengingatkan di masa liburan ini tetap waspada covid. Kalau di luar tetap pakai masker, jangan dibuka walaupun cuma buat foto (uda banyak yg tertular karena ini), dan sebisa mungkin di rumah aja. 

Btw tau ga covid nama lainnya apa? Penyakit 1000 wajah. Kenapa? Karena saking beragam gejalanya. Kalau yg khas kehilangan penciuman, batuk, sesak nafas, tapi bisa juga diare, pegel-pegel, lemes, kulitnya kemerahan, bahkan serangan jantung dan stroke. Tau telinga berdenging? Ternyata bisa jadi gejala covid juga. 

Saking beragam gejalanya, dan mayoritas tanpa gejala/sakit ringan, banyak sekali yang ga terdeteksi.

“Ah covid cuma flu biasa, ntar juga sembuh, saya sehat dan masih muda.” Benarkah?

Jika terinfeksi covid, walaupun gejala ringan, bukan berarti badan kita ga rusak, 

bukan berarti kita 100% ga bakal nularin org lain yg kita sayang, 

bukan berarti badan anak-anak atau orgtua kita yg ketularan ga rusak, 

bukan berarti pasti sembuh, 

bukan berarti ga mungkin sakit berat, 

bukan berarti kita ga bisa kena covid lagi (uda banyak kasusnya).

Virus corona mengalami 1-2 mutasi setiap bulan, namun baru-baru ini di Inggris ditemukan virus corona dgn 17 mutasi sekaligus. Astagfirullah. 

Corona masih ada, di Indonesia belum terkendali, bahkan sudah banyak RS rujukan covid yang penuh. Yuk ajak keluarga dan kerabat jadi bagian dari solusi dengan di rumah aja. Kalau mau dapat info covid yg mudah dimengerti dan update bisa follow instagram @pandemictalks, @adamprabata, @laporcovid19, @kawalcovid19.id, @perupadata.

Semoga kita yg setia di rumah aja mendapat pahala syahid. Aamiin. 

dr. Diana Andarini

Referensi

https://www.thelancet.com/article/S1474-4422(20)30272-6/fulltext 

https://link.springer.com/article/10.1007/s00405-020-06440-7 

https://www.sciencemag.org/news/2020/12/mutant-coronavirus-united-kingdom-sets-alarms-its-importance-remains-unclear 

https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-55400874 

https://rumaysho.com/23663-di-rumah-saja-saat-wabah-tetap-dapat-pahala-syahid.html 

Review Buku “Tentang Aku”

tentang aku

Baca buku ini jadi inget perjalanannya Rafa. Rafa dulu speech delay, dengan diagnosis gangguan bahasa ekspresif, yang disebabkan gangguan sensori integrasi (-red saat ini disebut SPD/Sensory Processing Disorder). Itu adalah diagnosis dari Prof. Hardiono Pusponegoro, dokter dan pemilik Klinik Anakku. Pusing? Kaget? Bingung? Itu yang saya alami saat pertama kali mendengar istilah-istilah tersebut. Apa pula ini gangguan sensori yang bisa bikin anak ga bisa ngomong? Sensori? Panca indera yang 5? Terus apa hubungannya? 

Setelah konsul dengan Prof. Hardiono, Rafa diobservasi oleh Tante Titi, terapis okupasi di Klinik Anakku. Dalam 1 jam observasinya, Tante Titi bisa “menebak” berbagai masalah sehari-hari Rafa. Saat menjelaskan hasil observasi Rafa, Tante Titi memberikan saya piramida seperti di bawah ini. 

piramida SI

Ternyata sistem sensori ada 8: visual, olfaktori, auditori, gustatori, taktil, vestibular, proprioseptif, dan interoseptif. Kedelapan sistem sensori ini bekerja sama (berintegrasi). Sensori integrasi yang baik itu penting sebagai basic atau pondasi semua skill. Kemampuan bicara dan bahasa itu ada di bagian atas piramida. Jadi gimana anak mau ngomong kalo pondasinya (sensori integrasi) itu masih berantakan? 

Sebelumnya saya cukup sering mendengar sensory play, tapi ga pernah saya perhatikan dengan baik, karena saya kira itu ga penting. Ternyata itu penting sekali. Jaman nenek moyang kita gada istilah sensory play, karena emang mereka main biasa di alam pun otomatis uda sensory play. Generasi sekarang? Anak pertama dikekepin di dalem rumah, bersiiihh, boro-boro main pasir/tanah, keluar sebentar main di rumput aja ibunya parno (saya banget ini). Alhasil si anak kurang stimulasi. TAPI penyebab SPD bukan cuma kurang stimuli, sebaiknya periksa ke ahlinya (dokter tumbuh kembang, rehabilitasi medik, psikolog). Pada kasus Rafa, ternyata Rafa autis ringan, dan 70-80% anak ASD (Autism Spectrum Disorder) mengalami SPD. 

Setelah diagnosis SPD saat Rafa usia 1.5 tahun, maka dilanjutkan dengan terapi SI, terapi wicara, dan terapi okupasi. Saat usia 3 tahun, biidznillah alhamdulillah Rafa mulai lancar bicara. Saat usia 4 tahun sudah catch-up kemampuan bicara dan bahasanya. Saat usia 5-6 tahun, Rafa belajar bahasa Inggris dari youtube sendiri, sampe saya konsul bolak balik ke dokternya, ini gapapa Rafa bilingual? Katanya gapapa selama bahasa ibu (Indonesia) uda ajeg. Saat pemeriksaan kecerdasan di sekolahnya, yang menonjol di Rafa adalah kecerdasan linguistik. MasyaAllah. Memang ya kalau Allah sudah berkehendak, apapun bisa terjadi. 

Saat ini di usia 7 tahun, Rafa alhamdulillah fasih berbahasa Indonesia dan Inggris, bahkan logatnya jauh lebih bagus daripada saya. Bagaimana SPD-nya? Masih ada, tapi tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Sama seperti si anak di buku “Tentang Aku” yang pada akhirnya bisa melakukan berbagai kegiatan dengan nyaman. MasyaAllah, alhamdulillah. 

Buat ibu-ibu yang anaknya SPD, buku ini bisa memberikan sedikit gambaran tentang apa yang dialami anak, dan menjelaskan kepada anak tentang kondisinya. Jazaakumallahu khayran dr. Adilla Hikma dan mba Diani Apsari uda membuat buku ini.