Saya teringat sepotong ceramah ustadz Khalid Basalamah. Kurang lebih seperti ini: “Jika kita hidup di jaman Rasulullah SAW, apakah kita akan percaya bahwa beliau ada utusan Allah, bahwa Tuhan hanya 1 yaitu Allah? Sedangkan beliau tidak bisa baca tulis, beliau bukan siapa-siapa. Apakah kita akan beriman kepada Allah, atau justru kita akan menjadi orang kafir atau munafik yang memerangi Rasulullah SAW?”
Begitupun jika kita hidup di masa Nabi Nuh AS. Beliau membawa perintah kepada kaumnya untuk menyembah Allah. Kemudian beliau membuat sebuah kapal yang sangat besar di dataran tinggi. Dataran tinggi loh bukan di tepi pantai. Apakah kita termasuk orang yang beriman kepada Allah dan selamat dari banjir besar, atau justru menjadi orang kafir atau munafik yang akhirnya ditenggelamkan oleh Allah?
Alangkah “mudahnya” hidup di jaman setelah Rasulullah SAW. Beliau telah meninggalkan 2 pedoman hidup yang benar, yang lurus, yaitu Al-Quran dan hadits. Al-Quran telah banyak teruji kebenarannya. Betapa “mudahnya” kita untuk beriman kepada Allah di jaman ini. Kita hanya perlu berpegang teguh pada Al-Quran dan hadits. Itu saja.
Namun sedihnya, banyak manusia yang merasa lebih pintar dibandingkan Allah SWT. Ayat-ayat Al-Quran dibantah dengan alasan “ini tidak logis, ini melanggar HAM, dll”. Ayat-ayat Al-Quran dijadikan bahan ejekan bahkan dihina. Tidak sedikit Muslim yang malah mendukung penghina dan pencela Al-Quran. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Al-Quran loh! Pedoman hidup seorang Muslim! Isinya kalimat-kalimat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa!
…
Iya, hidup di jaman ini, untuk berpegang teguh pada Al-Quran dan hadits merupakan perjuangan. Semoga Allah SWT tetap memberikan hidayah-Nya, agar kita (iya, kita: saya dan semua yang membaca ini) tetap dalam nikmat Islam yang lurus, sampai waktu kita di dunia ini habis.
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An-Nisaa: 59)